Sabtu, 08 Mei 2010

Tuan Guru Haji Abdul Qadir Menemeng

TUAN GURU HAJI ABDUL QADIR MENEMENG
Salah seorang Wali Allah di Lombok bernama TGH.Abdul Qadir asal Desa Menemeng Pringgarata Lombok Tengah NTB, sebelah utara Desa Kumbung, sebelum Desa Bagu. Ia memiliki putra bernama Haji Jilani dari kampung Gontoran. Haji Jailany bercerita kepada TGH.Muhammad Najmuddin Makmun sebagai berikut:

"Pada satu malam, malam Rabu tanggal 27 Ramadhan, aku sedang berzikir di dalam masjid, lampu penerangan saat itu adalah lampu strong king atau lampu yang terang. Saat itu aku sedang melafalkan ayat kursi. Kira-kira jam setengah tiga malam, tiba-tiba dari arah atas masjid seperti ada ketukan, seperti sedang mengetuk di atas papan kayu. Tok, tok, tok….bunyinya. Begitulah yang kudengar. Terbitlah suasana seram padaku. Tok,tok,tok….suaranya lagi. Kembali aku merasa takut. Ketiga kalinya suara itu berbunyi: Tok, tok, tok. Tiba-tiba turunlah seberkas sinar dari atas masjid yang cahayanya memenuhi masjid dan mengalahkan cahaya lampu strongking yang ada. Tidak disangka-sangka seorang laki-laki bersila di depanku.
Lalu aku bertanya:

"Perkenankan aku bertanya, siapakah anda? Apakah dari golongan Malaikat, Jin ataukah manusia?".
Penampakan itu berkata: "Aku ini manusia biasa",
"Siapakah Namamu ?" Tanyaku.
"Oh, aku bernama Syeikh Abdul Qadir, sedangkan anakku bernama Jilani, kamu adalah anakku itu dan kalau kamu ingin bertemu denganku maka datanglah ke pekuburan Menemeng pada hari Rabu atau hari Kamis, kamu pasti bertemu denganku disana". Jawabnya.

Syeikh Abdul Qadir tersebut kemudian tubuhnya naik keatas dan sirna entah kemana." Begitulah yang terjadi, padahal TGH. Abdul Qadir tersebut sudah berpuluh-puluh tahun meninggal dunia, namun dapat disaksikan seperti biasa, berkendaraan sinar, tidak memakai motor, mobil, ataupun pedati(dokar). Hal itu juga disaksikan oleh orang banyak, semua berkata :"ajaib, ajaib" dan ternganga-nganga heran melihat keajaiban sebuah cahaya yang sebesar gong besar terbang ke atas menuju arah barat daya, arah kuburan TGH Abdul Qadir.

Maka sejak itu maka Haji Jilani putranya selalu datang berkunjung ke makam beliau, makam besar utara desa menemeng.
Benar juga apa yang dikatakan oleh TGH. Abdul Qadir, bahwa setiap H. Jilani datang berkunjung ke makamnya maka Beliau selalu mengajak bicara anaknya tersebut, jika yang menyertainya tiga atau empat orang maka semuanya dapat melihat dan mendengarkan pembicaraan tersebut.

Apakah yang menyebabkan TGH.Abdul Qadir mampu demikian? Karena TGH. Abdul Qadir adalah salah seorang Wali Allah yang tidak berbeda dengan para Wali Allah diluar pulau Lombok.
Para Wali Allah yang dapat bicara dari dalam kuburnya seperti diatas, mereka tidak disebut sebagai orang yang mati namun hidup kembali. Karena para Wali Allah tersebut diberikan tetap hidup oleh Allah SWT. Hanya saja mereka berpindah tempat, bagaikan berpindah dari stu kamar ke kamar lain, atau berpindah rumah atau hanya sedikit bergeser tempat tinggalnya saja.

Semua atas kehendak Allah, atas Kemahakuasaan Allah. Alangkah beruntungnya orang-orang yang berpangkat Wali Allah(Kekasih Allah). Benar, mereka sangat beruntung dan tidak ada yang menyamai keburuntungan mereka baik di dunia ataupun akhirat.

Seperti ditulis dan diceritakan oleh TGH.Muhammad Najmuddin Makmun dalam Kitab Tanwir al-Qulub Bicara Rahasia Tegining Ganang, Bagian II, Darul Muhajirin Praya Lombok Tengah, 1426/2005, editor: TGH. Drs.Usman Najmuddin. Hal: 48-52
Praya, 9 Mei 2010..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar